SISTEM EKSITASI GENERATOR SINKRON
Pada proses pembangkitan medan magnet pada rotor generator sinkron, diperlukan arus searah yaitu DC yang pada umumnya disebut penguat. Perangkat yang berfungsi untuk menyuplai arus penguat ini disebut exciter. Pada sistem pengaturan modern, exciter memegang peranan penting yaitu untuk mengendalikan kestabilan suatu pembangkit karena apabila terjadi fluktuasi beban maka exciter sebagai pengendali akan berfungsi mengontrol keluaran generator seperti tegangan, arus, dan faktor daya dengan cara mengatur kembali besaran-besaran input agar mencapai titik keseimbangan sesuai setpoint yang sudah diatur.
Definisi Sistem Eksitasi
Sistem eksitasi adalah sistem yang digunakan untuk menyuplai listrik DC pada generator untuk membangkitkan medan magnet, sehingga generator dapat menghasilkan tegangan keluaran pada generator yang besarnya bergantung pada besarnya arus eksitasi.
Macam - Macam Sistem Eksitasi
1. Eksitasi Dinamis
Eksitasi
dinamik dengan sikat artinya sistem eksitasi yang sumber / supply arus eksitasi
nya dapat dari sebuah mesin bergerak atau biasa dikenal sebagai eksiter.
a. Eksitasi Dinamis Dengan Sikat
Eksiter ini
dipasang satu poros dengan generator utama. Supply atau
eksiter bisa dapat berubah arus searah (mesin generator DC) dan arus bolak
balik (mesin generator AC). Jika berupa
mesin generator AC maka perlu didalam sistem eksiter/ generator penguatan
diberikan diode sebagai penyearah atau konversi menjadi arus DC.
Prinsip kerja :
1. Saat
generator utama diputar oleh turbin, maka as generator utama yang terhubung
dengan as generator PMG (pilot exiter) yang memiliki magnet permanent. Magnet
permanent yang berputar akan memotong kumparan ada generator pilot exiter, maka
akan timbul GGL berupa tegangan AC.
2. Tegangan
AC disearahkan oleh rectifier yang kemudian menjadi tegangan DC. Tegangan DC
disalurkan ke AVR
3. AVR
menyalurkan arus eksitasi DC ke generator utama melalui sikat dan slip ring
menuju kumparan rotor generator, dan pada rotor akan menjadi magnet.
4. Magnet
yang timbul pada rotor yang berputar akan memotong kumparan pada stator dan
timbul GGL berupa tegangan AC.
5. Hasil
tegangan AC pada generator utama akan disensing oleh potensial transformer (PT)
sebagai parameter untuk AVR. Jika tegangan generator yang dihasilkan lebih
kecil daripada tegangan referensinya, maka AVR mengatur arus keluaran PMG untuk
menaikkan arus eksitasinya dan disalurkan ke generator utama. Begitu juga
sebaliknya.
b. Eksitasi Dinamis Tanpa Sikat (Brushless)
Bagian (komponen) eksitasi brushless :
A. Pilot
Exciter (PMG)
Pilot Exciter
mrupakan Permanent Magnet Generator (PMG) yang berfungsi untuk mensupply arus
DC pada main excitor.
B. Main
Exciter
Main Exciter
berfungsi untuk mengeksitasi dari sistem utama generator pembangkit. Main exciter
merupakan generator yang kumparan medannya terletak pada stator dan kumparan
jangkarnya terletak pada rotor.
C. Rectifier
Rectifier pada
sistem ini terdiri dari buah yakni pada keluaran pilot exciter dan keluaran
exciter yang berfungsi untuk menyearahkan keluaran dari kedua exciter
D. Potential
Transformer
E. Current
Transformer
Fungsi dari CT
dan PT berada pada bagian keluaran generator adalah untuk mengetahui tegangan
dan arus yang dikeluarkan oleh generator yang bertujuan untuk memeriksa bahwa
tegangan dan arus yang dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila nilai
dari tegangan dan arus tidak sesuai maka CT dan PT akan mengirimkan data pada
Regulator.
F. AVR
Regulator
berfungsi sebgai kontrol keluaran tegangan dari generator utama.
Prinsip kerja :
1. Saat
generator diputar, as rotor generator yang dihubungkan dengan rotor Pilot
Exiter yang memiliki magnet permanent akan berputar dan akan memotong garis
gaya magnet dalam kumparan dan
menginduksi medan magnet sehingga menimbulkan tegangan induksi (GGL) pada
stator. Perubahan fluks magnet yang memotong kumparan inilah yang menyebabkan
timbulnya arus listrik AC.
2. Tegangan
AC keluaran dari PMG ini kemudian akan menjadi sumber untuk AVR (Automatic
Voltage Regulator). Oleh AVR tegangan AC akan disearahkan menjadi tegangan DC
(Direct Current) oleh rangkaian rectifier yang berada di dalam AVR. AVR akan
mengatur besar arus tegangan DC oleh rangkaian chopper (DC-DC Converter). Arus
DC akan dialirkan ke stator Main Exiter.
3. Arus
DC yang mengalir pada stator Main Exiter membuat stator Main Exiter menjadi
magnet dan disertai rotor Main Exiter yang berputar karena juga couple dengan
as generator sehingga pada armature coil Main Exiter akan bangkit tegangan AC.
4. Tegangan
AC tersebut akan disearahkan menjadi tegangan DC oleh diode silikon yang berada
di Rectifier Wheels. Arus DC ini akan disalurkan ke field coil (kumparan medan)
di rotor sebagai sumber eksitasi dari generator.
5. Generator
terdiri dari rotor yang berputar dan statornya menghasilkan tegangan keluaran
berupa tegangan AC.
2. Eksitasi Statis
Sistem eksitasi statis adalah sistem eksitasi generator dengan menggunakan peralatan eksitasi yang tidak bergerak, yang berarti bahwa peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama rotor generator sinkron. Sistem eksitasi ini disebut juga self excitation yang merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan generator tambahan sebagai sumber eksitasi generator sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.
Komponen Utama
1. Controller
Rectifier
Controller
Rectifier adalah suatu rangkaian yang berfungsi menyearahkan tegangan AC 3 fasa
yang dihasilkan oleh generator utama menjadi tegangan DC sebagai sumber utama
eksitasi. Komponen utama dari controller rectifier adalah berupa 6 buah
Thyristor yang dapat diatur sudut penyalaannya sesuai dengan keperluan.
2. Main
Generator
Main Generator
adalah komponen utama dari sistem pembangkitan itu sendisi. Pada sistem
eksitasi statis biasanya menggunakan bantuan slip ring yang berfungsi
mengalirkan arus eksitasi DC ke kumparan medan rotor dari generator utama.
3. Three-phase
AC Transformer
Three Phase AC
Transformer adalah sebuah trafo step down yang berfungsi menurunkan tegangan
output dari generator utama yang nilainya sangat besar menjadi tegangan yang
digunakan untuk sistem eksitasi sebelum masuk ke rangkaian controlled rectifier
4. CT
dan PT
CT dan PT
adalah sensor arus dan sensor tegangan yang berfungsi melakukan sensing pada
tegangan maupun arus dari output generator utama. Nantinya Hasil dari pembacaan
sensor nantinya akan diproses oleh controller/ regulator
5. DC
dan AC Regulator
DC Regulator
dan AC Regulator adalah sebuah controller yang mempunyai fungsi utama mengatur
nilai tegangan eksitasi dengan cara mengatur sudut penyalaan dari Thyristor di
rangkaian Controlled Rectifier. Regulator disini dibagi menjadi 2 yaitu
regulator AC dan DC. Regulator AC mendapatkan input dari CT dan PT yang berasal
dari output generator. Sedangkan DC regulator mendapatkan input dari arus
eksitasi DC sebelum masuk ke Main Generator.
Prinsip Kerja :
Ketika
rotor dari generator sudah berputar dengan kecepatan tertentu, masih belum ada
tegangan yang dibangkitkan pada terminal generator, karena pada kumparan medan
belum ada medan magnet, maka dibuatlah sistem eksitasi. Excitation System pada
generator ini memiliki tipe Static Excitation (Self-Excitation). Dimana
tegangan keluaran dari generator akan digunakan pada sistem eksitasi dari
generator itu sendiri, hal ini mengakibatkan generator membutuhkan sumber DC
awal sebagai penyedia medan magnet untuk membangkitkan tegangan pada terminal
generator, yang kemudian disearahkan pada field flashing. Field Flashing digunakan pada eksitasi Generator,
di mana magnetisme sisa tidak cukup tinggi untuk membangun tegangan terminal
saat memulai. Apa yang dilakukan adalah
untuk menghubungkan sumber DC eksternal ke kumparan medan untuk memulai
membangun tegangan; sumber flashing akan berhenti saat operasi sudah normal.
Tegangan
arus searah yang dibangkitkan pada field flashing disalurkan menuju field winding pada rotor
melalui media brush. Karena bersinggungan dengan rotor secara terus-menerus,
kondisi brush dicek secara berkala setiap 1 minggu.
Setelah
diberi sumber DC pada field winding, akan timbul GGL induksi didalam generator
sehingga timbul tegangan pada terminal generator, dan arus akan mengalir menuju
Excitation Transformer, untuk menurunkan tegangan dari terminal generator dan
dilewatkan menuju thyristor rectifier untuk disearahkan sehingga menjadi tegangan
DC yang menyediakan medan magnet untuk menghasilkan listrik pada generator itu
sendiri (static excitation).
Besar
tegangan dan arus terminal generator dipantau melalui Potential Transformer dan
Current Transformer. Sehingga ketika tegangan terminal generator sudah mencapai
60% dari tegangan nominal terminal generator, maka supply sumber DC dari field
flashing akan otomatis diputus oleh kontaktor. Namun jika selama 30 detik
tegangan pada terminal generator belum juga mencapai 60% dari tegangan nominal,
maka Exciter akan trip dan akan memicu alarm berupa “Initial Excitation
Failure”.
Skema Exciter
dan AVR
Dari blok
diagram dapat dilihat bahwa AVR mendapatkan sinyal input masukan berupa Vg
(tegagan output generator), Ig (arus output generator) dan If (arus eksitasi
generator). Dari sinyal masukan ini kemudian akan diolah dan dibandingkan
dengan Vreff dan hasil kontrol AVR digunakan untuk mengatur sudut penyalaan AVR
pada rangkaian Exciter.
Sumber :.
- https://www.researchgate.net/figure/Schematic-diagram-of-the-brushless-excitation-system_fig1_254302882
- https://www.google.com/url?sa=i&source=imgres&cd=&ved=2ahUKEwifm7Cvm9voAhWJbysKHcSaAaIQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Ffenix.tecnico.ulisboa.pt%2FdownloadFile%2F281870113703373%2Fresumo.pdf&psig=AOvVaw3B-uwbUpTjfN7VafAgBLqD&ust=1586517225456509
- buku operation and control in power system psr murthy
Comments
Post a Comment